Pengalaman Menggunakan Honda CB100

Salam sejahtera guys...

     Pengalaman Menggunakan Honda CB100 - Kali ini kembali saya akan sharing tentang pengalaman saya saat menggunakan Honda CB100 produksi tahun 1976. Motor ini adalah salah satu motor lawas yang sedang banyak dicari untuk dimodifikasi dan biasanya hanya tinggal rangkanya saja yang CB tetapi mesinnya sudah berbeda, biasanya mesin yang dipakai adalah mesin dari Honda Tiger 2000 dan Tiger 2001. Tanpa banyak basa basi inilah kisahku...

     Nah sejarah singkat aja nih ceritanya saya bisa memiliki Honda CB100 ini karena motor ini merupakan hasil gaji pertama dari papa saya. Jadi motor ini sudah ada sebelum saya lahir, sebelum papa saya menikah dengan ibu saya malahan. Walaupun demikian saya baru memakai motor ini saat kuliah soalnya selain motor yang lama berada di luar kota juga karena saya belum lama bisa mengendarai motor berkopling. Pertama kali saya lihat motor ini di rumah eyang saya di Tegal saya kira ni motor punya om atau pakdhe saya dan pada saat itu sebagian besar bagian motor ditutupi debu, maklum di rumah eyang saya cuma tinggal eyang putri aja jadinya ga mudeng dan ga bisa manasin motor. Dan biasanya hanya dipanasi maksimal 3 kali setahun pas mudik ke Tegal...hahahaha
     Sampai pada sekitar tahun 2010 saat saya sedang perjalanan menuju ke Bogor dan mampir ke rumah eyang saya akhirnya si "Kepik" keluar dari sarangnya. Pada saat itu saudara saya mengajak saya untuk berjalan - jalan pakai si "Kepik". Setelah bersusah payah mengutak - atik dan berjalan membeli bensin pake botol air mineral akhirnya si Kepik nyala juga. Setelah dipanasi lalu mulailah si kepik berjalan meskipun tidak bisa lari kenceng (maklum masih ori broohhh....) tapi enak banget rasanya nik si Kepik ga tau kenapa hahaha....rasanya seperti berjalan menikmati indahnya alam ini...hahaha...oh iya itu adalah pertama kalinya saya mengendarai motor berkopling tangan.
     Setelah itu si Kepik kembali "Mondok" karena tidak ada yang memakai lagi dan kembali menunggu hampir satu tahun sebelum dipanasi lagi....hahaha. Baru pada sekitar tahun 2012 si Kepik berpndah tempat ke Solo soalnya mau dipake sama saudara disana, jadi ga bisa jalan - jalan ria lagi kalau mampir disana. Lalu pada tahun 2013 tidak ada angin dan tidak ada hujan, si Kepik dibawa sama om saya ke Semarang. Rasanya seneng banget akhirnya dirumah ada motor berkopling tangan juga...sebenernya sempet pengen beli Honda CB 150 StreetFire, tapi karena uang yang belum ada dan ada si Kepik dateng jadinya niat itu saya kubur dalam - dalam.
     Pada saat sampai di rumah, si Kepik langsug dioperasi, dan diperbaiki besar - besaran soalnya pada waktu dianterin si Kepik sudah mati total ga tau kenapa. Operasi dimulai dengan melepas mesin, roda, dll sampai pada akhirnya hanya tinggal kerangka saja. Lalu kerangkanya di cat ulang, begitu juga dengan tangki motor nya. Setelah pengecatan selesai masuk ke langkah selanjutnya yaitu membawa si Kepik ke bengkel untuk diperbaiki mesinnya. Namun ternyata perbaikannya lebih lama dari yang saya kira yaitu kurang lebih 2 sampai 3 bulan. Tidak hanya itu ada beberapa masalah lain seperti CDI yang mati, aki soak, dll.
     Namun setelah penantian yang cukup panjang akhirnya si Kepik keluar juga dari bengkel namun masalah tidak berhenti sampai disini, setelah ditunggangi ternyata nyendat - nyendat. Pada saat itu langsung saya menduga - duga masalahnya terletak di karburator. Setelah di otak - atik bersama papah saya, ternyata benar masalahnya ada di karburator yang sudah tidak bisa dipertahankan. Akhirya diputuskan langsung membeli karburator baru, dan setelah dipasang akhirnya si Kepik bisa berjalan dengan normal.
     Setelah bisa berlari secara normal kembali dilakukan perbaikan antara lain mengganti shock breaker, mengganti velg menjadi lebih kecil dan setelah mengganti beberapa bagian dan sampai mengocek dompet sampai kurang lebih 500 ribu akhirnya si Kepik dapat digunakan dengan nyaman dan sampai hari ini masih saya pakai. Salah satu kesenagngan dalam mengendarai si Kepik adalah saat berpapasan dengan pengguna Honda CB100 lain pasti memberi tanda entah itu dengan menggunakan klakson, atau dengan lampu, ataupun dengan memainkan gas atau istilahnya "blayer". Sampai - sampai saya berebut dengan adik saya untuk memakai si Kepik ke kampus. Namun masih ada satu hal yang masih mengganjal yaitu si Kepik nggak boleh diganti mesin, lengan, knalpot, sama velg ataupun ban. Soalnya papah nggak mau gaji pertamannya di otak - atik katannya...hehehehe.
     Nah demikian sharing saya tentang Pengalaman Menggunakan Honda CB100 mudah - mudahan bisa menjadi hiburan dan saya ambil dari grup sebelah yaitu "Memang Tunggangan Kami Tua Tetapi Hobi Kami Mahal" mudah mudahan bisa menjadi referansi hahaha. Oh iya untuk foto ini dia penampakannya....hehehe
Pengalaman Menggunakan Honda CB100
Terima Kasih GBU

Comments

Post a Comment

Popular Posts